JAKARTA, koranmetro.com – Setelah sukses lewat Coffee Talk, studio Pikselnesia kembali mencuri perhatian lewat game cerita visual terbaru mereka berjudul Afterlove EP. Dirilis 14 Februari 2025 di platform seperti Nintendo Switch, PlayStation 5, Windows, dan Xbox Series X/S, game ini membawa nuansa lokal yang kaya: latarnya Jakarta, menonjolkan budaya warung sekitar Blok M, gotong‑royong komunitas, bahkan ondel‑ondel khas Betawi.
Pemain mengikuti kisah Rama, seorang musisi muda yang harus menciptakan EP baru dalam 28 hari, setahun setelah kehilangan kekasihnya, Cinta. Di sini gameplay tidak hanya soal pilihan dialog ala visual novel, tapi juga mini-game ritme musik yang mencerminkan karakternya. Narasi emosionalnya kuat; ada dialog terapi psikolog, interaksi hangat dengan teman band, hingga halusinasi suara Cinta — menimbulkan efek empati dan autenticitas yang jarang ditemui di game internasional.
Kualitas storytelling dan visualnya diakui oleh gamer dan kritikus. Afterlove EP kaya akan elemen budaya Indonesia, mulai dari lokasi, estetika kota, hingga musik lokal yang jadi soundtrack EP fiktif Rama . Hal ini meningkatkan otoritas karena game tersebut bukan sekadar produk hiburan, tapi juga medium kebudayaan dan identitas nasional. Buktinya, game ini dikembangkan oleh tim lokal yang dipimpin Galuh Elsa Nurningsih setelah pendiri awal (Mohammad Fahmi) wafat, menunjukkan profesionalisme dan kontinuitas visi kreatif.
Dengan genre hybrid—campuran visual novel, game ritme, dan simulasi emosional—Afterlove EP menawarkan pengalaman unik yang resonan bagi gamer dewasa dan pencinta kisah humanis. Keberhasilannya menunjukkan bahwa industri game indie Indonesia kini mampu bersaing secara global, membawa cerita lokal ke tangan pemain di seluruh dunia. Untuk pencinta game bertenaga cerita dan emosi, ini adalah karya wajib yang patut dicoba.