Pasukan Israel Hentikan Flotilla Bantuan Gaza, Aktivis Greta Thunberg Ditahan di Perairan Internasional

- Jurnalis

Kamis, 2 Oktober 2025 - 12:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pasukan angkatan laut Israel berhasil menghentikan rombongan kapal bantuan Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza,

Pasukan angkatan laut Israel berhasil menghentikan rombongan kapal bantuan Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza,

JAKARTA, koranmetro.com – Pasukan angkatan laut Israel berhasil menghentikan rombongan kapal bantuan Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza, menangkap ratusan aktivis termasuk tokoh lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg. Insiden ini memicu kecaman internasional atas dugaan pelanggaran hukum maritim dan hak asasi manusia.

Menurut laporan dari otoritas Israel, operasi pencegahan dilakukan di perairan internasional pada dini hari 1 Oktober waktu setempat. Sebanyak 13 dari lebih 40 kapal flotilla tersebut berhasil dicegat, membawa sekitar 500 aktivis, termasuk cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Mandla Mandela, serta anggota parlemen Eropa. Kapal-kapal ini membawa bantuan simbolis seperti obat-obatan, makanan, dan peralatan medis untuk warga Gaza yang sedang dilanda krisis kemanusiaan akibat blokade Israel.

“Gretathunberg dan rekan-rekannya dalam kondisi aman dan sehat,” ujar juru bicara militer Israel dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari Reuters. Mereka menambahkan bahwa para aktivis sedang dipindahkan ke Pelabuhan Ashdod untuk proses deportasi. Video yang dirilis oleh pihak Israel menunjukkan Thunberg tampak tenang saat berada di atas kapal, meskipun aktivis tersebut sebelumnya mengkritik keras tindakan tersebut melalui siaran langsung.

Baca Juga :  Pernikahan Mewah Jeff Bezos di Venesia Picu Protes Keras dari Warga Lokal

Flotilla Global Sumud, yang dikoordinasikan oleh koalisi aktivis pro-Palestina, bertujuan untuk menantang blokade laut Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung bertahun-tahun. Menurut penyelenggara, misi ini melibatkan lebih dari 45 kapal dan 500 peserta dari berbagai negara, termasuk legislator Eropa dan tokoh hak asasi manusia. “Ini adalah upaya damai untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan, tapi Israel memilih kekerasan,” kata seorang koordinator flotilla melalui pernyataan di media sosial, seperti dilaporkan oleh NPR.

Reaksi global pun langsung mengalir deras. Pemerintah Swedia menyerukan pembebasan segera Thunberg, sementara Uni Eropa menyatakan kekhawatiran atas potensi pelanggaran hukum internasional. Di platform X (sebelumnya Twitter), tagar #FreeGretaThunberg dan #SumudForGaza menjadi trending, dengan ribuan pengguna mengecam Israel sebagai “penjajah”. Sebuah posting dari akun @Timeless_Report merangkum kronologi kejadian, menyebutkan bahwa insiden ini memicu protes di berbagai ibu kota dunia dan tekanan diplomatik.

Baca Juga :  Trump Desak Israel Hentikan Pemboman Gaza, Yakin Hamas Siap Capai Perdamaian Abadi

Insiden serupa pernah terjadi pada 2010, ketika flotilla Mavi Marmara dicegat Israel, menyebabkan kematian sembilan aktivis Turki. Saat itu, dunia mengecam keras tindakan Israel, meskipun Yerusalem membela diri dengan alasan keamanan nasional. Kini, dengan keterlibatan Thunberg yang terkenal sebagai ikon perubahan iklim, perhatian media semakin membara.

Penyelenggara flotilla bersikeras bahwa rombongan sisanya akan melanjutkan perjalanan, meskipun menghadapi risiko serupa. Sementara itu, situasi di Gaza tetap tegang, dengan laporan PBB menyebutkan lebih dari 40.000 korban jiwa sejak eskalasi konflik pada 2023. Apakah penahanan ini akan memicu eskalasi lebih lanjut atau justru memperkuat solidaritas global untuk Palestina? Dunia menanti perkembangan selanjutnya.

Berita Terkait

Langkah Bersejarah: Dewan Keamanan PBB Izinkan Pasukan Internasional Stabilisasi Gaza
Operasi IRGC di Teluk Oman, Iran Bekukan Tanker Petrokimia yang Diduga Langgar Sanksi
Tragedi Jembatan Hongqi, Ambruknya Infrastruktur Baru China akibat Longsor di Sichuan
Demokrasi Sejati, Pelajaran dari Kemenangan Zohran Mamdani di Pemilu Wali Kota New York
Krisis Diplomatik, Peru Putus Hubungan dengan Meksiko, Latar Belakang Tuduhan Asilum Mantan PM
Tragedi “Perang Kota” di Rio, Kronologi Mega Penggerebekan Polisi yang Ceplok 132 Nyawa Lawan Geng Narkoba Comando Vermelho
Drone Rusia Serang Ibu Kota Ukraina, 3 Orang Tewas
Gejolak Global, AS Hancurkan Kapal Perang di Latihan Multinasional, Sementara Kluivert Dipecat PSSI oleh Media Belanda
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 11:43 WIB

Langkah Bersejarah: Dewan Keamanan PBB Izinkan Pasukan Internasional Stabilisasi Gaza

Minggu, 16 November 2025 - 11:18 WIB

Operasi IRGC di Teluk Oman, Iran Bekukan Tanker Petrokimia yang Diduga Langgar Sanksi

Rabu, 12 November 2025 - 13:50 WIB

Tragedi Jembatan Hongqi, Ambruknya Infrastruktur Baru China akibat Longsor di Sichuan

Kamis, 6 November 2025 - 11:39 WIB

Demokrasi Sejati, Pelajaran dari Kemenangan Zohran Mamdani di Pemilu Wali Kota New York

Selasa, 4 November 2025 - 12:54 WIB

Krisis Diplomatik, Peru Putus Hubungan dengan Meksiko, Latar Belakang Tuduhan Asilum Mantan PM

Berita Terbaru