JAKARTA, koranmetro.com – Sejumlah mahasiswa asal China di Amerika Serikat menghadapi situasi sulit setelah visa pelajar mereka dicabut tanpa penjelasan jelas, hanya tiga pekan sebelum kelulusan. Salah satu kasus yang mencuat adalah Jayson Ma, mahasiswa teknik listrik dan komputer di Universitas Carnegie Mellon. Ma, yang telah tinggal di AS sejak 2016, terkejut menerima kabar bahwa statusnya di Sistem Informasi Pelajar dan Pengunjung Pertukaran (SEVIS) dihentikan, mengancam kelulusannya yang tinggal satu semester lagi.
Selain Ma, enam mahasiswa dan lulusan baru Carnegie Mellon juga mengalami nasib serupa. Universitas Pittsburgh melaporkan tiga mahasiswanya terdampak, sementara Penn State menyebut beberapa mahasiswanya juga kehilangan visa. Pihak universitas menyatakan kebingungan karena otoritas AS tidak memberikan alasan resmi. Pencabutan visa ini memaksa mahasiswa menghadapi ketidakpastian, dengan risiko dideportasi di tengah ujian akhir dan persiapan kelulusan.
Kementerian Pendidikan China merespons dengan mengeluarkan peringatan bagi pelajar yang ingin studi di AS, menyarankan penilaian risiko ketat. Sementara itu, universitas-universitas terdampak berupaya memberikan bantuan hukum dan dukungan kesehatan mental. Mereka juga menyarankan mahasiswa internasional selalu membawa dokumen imigrasi untuk mengantisipasi pemeriksaan mendadak.
Kasus ini menambah ketegangan hubungan AS-China, yang telah memanas akibat isu perdagangan dan teknologi. Pencabutan visa tanpa alasan jelas memicu kritik karena dinilai merugikan pelajar yang tidak terlibat dalam konflik politik. Hingga kini, pengacara para mahasiswa masih menunggu klarifikasi resmi dari otoritas imigrasi federal. Situasi ini menjadi pengingat akan kerentanan pelajar internasional di tengah dinamika geopolitik global.