JAKARTA, koranmetro.com – Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan bahwa India telah mengerahkan sekitar 80 jet tempur dalam serangan udara besar-besaran ke wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan pada 6 Mei 2025. Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan teroris pada April lalu di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 wisatawan India.
Operasi militer India, yang disebut sebagai “Operation Sindoor,” menargetkan sembilan lokasi yang diduga sebagai infrastruktur teroris yang terkait dengan kelompok Jaish-e-Mohammed dan Lashkar-e-Taiba. India mengklaim bahwa serangan ini bertujuan untuk mencegah ancaman teroris di masa depan. Namun, Pakistan mengecam tindakan tersebut sebagai “tindakan perang,” dengan melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan 26 kematian, termasuk wanita dan anak-anak, serta melukai 46 orang lainnya.
Dalam tanggapannya, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India dan memulai penembakan artileri ke wilayah Kashmir yang dikuasai India. Kedua negara telah mengadakan pertemuan keamanan darurat, dengan Pakistan menutup wilayah udaranya dan sekolah-sekolah di daerah yang terkena dampak.
Ketegangan ini telah menyebabkan gangguan signifikan dalam perjalanan udara di Asia Selatan dan Tengah, dengan banyak maskapai penerbangan internasional mengalihkan atau membatalkan rute yang melewati wilayah udara Pakistan. Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran internasional, dengan PBB dan negara-negara seperti AS, Inggris, dan China menyerukan penahanan diri dan penyelesaian diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut antara dua negara yang memiliki senjata nuklir ini.
Pemerintah India belum memberikan komentar resmi mengenai klaim Pakistan tentang jumlah jet tempur yang dikerahkan atau jet yang ditembak jatuh. Namun, situasi ini tetap menjadi perhatian global, mengingat potensi dampaknya terhadap stabilitas regional dan internasional.