JAKARTA, koranmetro.com – Menanggapi Insiden helikopter jatuh di Bali yang diduga dipicu terlilit benang layang-layang, Capt. Mohammad Triwibowo Pilot PT. Air Pasifik Utama menyampaikan fenomena helikopter terlilit benang sudah sering terjadi di Bali. Mengingat beberapa destinasi wisata di Bali menyediakan fasilitas Helikopter untuk menikati pemandangan.
Capt. Mohammad Triwibowo saat on air di Radio ANDIKA menyampaikan, Rata-rata penerbangan helikopter yang berada di ketinggian antara 1000 ft. Sementara layang layang bisa berada di ketinggian 1500 ft. Karena tidak ada ijin penerbangan layang – layang maka tidak ada NOTAM yang dikeluarkan AirNav, sementara benang layang-layang sulit terlihat di udara.
Triwibowo menambahkan, untuk mengantisipasi benang layang-layang yang berjumlah ratusan, para pilot mengidentifikasi arah angin untuk membayangkan letak benang layang-layang sesuai arah angin. Pihaknya berharap masyarakat memiliki kesadaran untuk tidak menerbangkan layang – layang di lokasi rawan penerbangan helikopter maupun pesawat.(rif)