Usai Kryvyi Rih, Giliran Ibu Kota Ukraina Dihantam Rudal Rusia

- Jurnalis

Minggu, 6 April 2025 - 18:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah serangan mematikan di Kryvyi Rih, kota kelahiran Presiden Volodymyr Zelenskyy, Rusia kembali melancarkan agresi militernya dengan menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2025.

Setelah serangan mematikan di Kryvyi Rih, kota kelahiran Presiden Volodymyr Zelenskyy, Rusia kembali melancarkan agresi militernya dengan menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2025.

JAKARTA, koranmetro.com – Setelah serangan mematikan di Kryvyi Rih, kota kelahiran Presiden Volodymyr Zelenskyy, Rusia kembali melancarkan agresi militernya dengan menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada 4 April 2025. Rentetan rudal dilaporkan menghujani Kyiv pada malam hari, menyebabkan ledakan keras yang mengguncang kota. Serangan ini menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan melukai lebih dari 20 orang, menurut pernyataan awal dari otoritas militer Ukraina pada 5 April 2025.

Gubernur Kyiv, Oleksiy Kuleba, melaporkan bahwa rudal-rudal Rusia menghantam distrik Shevchenkivskyi, sebuah kawasan padat penduduk yang mencakup gedung pemerintahan dan pemukiman. Beberapa bangunan rusak parah, termasuk sebuah sekolah dan kompleks apartemen, sementara sirene serangan udara terus meraung sepanjang malam. Angkatan Udara Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara berhasil menembak jatuh enam dari sepuluh rudal jelajah yang diluncurkan dari Laut Hitam, namun yang lolos cukup untuk menimbulkan kehancuran signifikan.

Baca Juga :  Reaksi China Terhadap Gencatan Senjata Israel-Hamas yang Didukung oleh Amerika Serikat

Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kryvyi Rih diguncang rudal pada 31 Maret 2025, menewaskan tiga orang dan merusak infrastruktur sipil. Pola serangan ini menunjukkan eskalasi strategi Rusia untuk menargetkan kota-kota besar Ukraina, kemungkinan sebagai respons atas perlawanan sengit pasukan Ukraina di front timur. Presiden Zelenskyy mengecam tindakan ini sebagai “terorisme yang disengaja terhadap warga sipil,” menyerukan bantuan militer tambahan dari sekutu Barat.

Baca Juga :  Pasar Sayur di China Kebakaran, 8 Orang Tewas dan 15 Luka-luka

Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa serangan rudal Rusia sering bertujuan melemahkan moral penduduk dan infrastruktur vital. Kyiv, yang sempat relatif stabil dalam beberapa bulan terakhir, kini kembali menjadi medan pertempuran udara. Data dari Kementerian Pertahanan Ukraina mencatat lebih dari 1.500 rudal telah diluncurkan Rusia sejak awal 2025, dengan Kyiv dan Kryvyi Rih menjadi sasaran utama.

Warga Kyiv kini berlindung di bunker, sementara tim penyelamat bekerja tanpa lelah. Serangan ini mempertegas bahwa konflik masih jauh dari usai, meninggalkan luka baru di hati Ukraina.

Berita Terkait

Gempa Rusia Memicu Tsunami Besar, Dampak Meluas ke Jepang, Hawaii, dan Indonesia
ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja
Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit
Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global
Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis
Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris
Kala Prabowo Nyatakan Tolak Standar Ganda saat Hadiri KTT BRICS
Elon Musk Luncurkan Partai Amerika Pasca Pengesahan RUU “Big Beautiful Bill”
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 13:06 WIB

Gempa Rusia Memicu Tsunami Besar, Dampak Meluas ke Jepang, Hawaii, dan Indonesia

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:55 WIB

ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Rabu, 23 Juli 2025 - 14:35 WIB

Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit

Minggu, 20 Juli 2025 - 20:28 WIB

Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:06 WIB

Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis

Berita Terbaru