JAKARTA, koranmetro.com – Dalam gelombang protes besar-besaran yang mengguncang Nepal pada 9 September 2025, Menteri Energi Nepal, Sharad Singh Bhandari, menjadi sorotan setelah meninggalkan istrinya yang lumpuh di rumah mereka di Kathmandu dan melarikan diri ke luar negeri. Istrinya yang tidak dapat bergerak tanpa bantuan, terjebak sendirian di tengah kekacauan yang terjadi.
Aksi tersebut memicu kecaman luas dari publik, terutama di kalangan generasi muda yang tengah berdemonstrasi menuntut perubahan sosial dan politik. Dalam situasi yang penuh ketegangan, sekelompok demonstran muda menunjukkan solidaritas luar biasa dengan mengevakuasi sang istri dari rumahnya yang terisolasi. Mereka membawanya ke rumah sakit terdekat untuk memastikan keselamatannya.
Kejadian ini menjadi simbol dari dua sisi dalam krisis Nepal: pengabaian oleh elit politik dan kebangkitan solidaritas rakyat. Sementara Menteri Bhandari memilih untuk melarikan diri, para demonstran muda menunjukkan bahwa di tengah kekacauan, masih ada harapan dan kemanusiaan.
Peristiwa ini turut memperburuk ketegangan politik di Nepal, yang sebelumnya telah memuncak dengan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli pada 9 September 2025, setelah protes besar-besaran yang dipicu oleh larangan media sosial dan tuduhan korupsi terhadap pemerintah.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam situasi sulit, tindakan kecil penuh empati dapat membawa perubahan besar dan menunjukkan bahwa solidaritas tetap hidup di tengah krisis.