JAKARTA, koranmetro.com – Ketegangan diplomatik antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menimbulkan kekhawatiran di kalangan prajurit Ukraina yang masih berjuang di garis depan melawan invasi Rusia. Para prajurit menyatakan keprihatinan mereka terhadap potensi perubahan kebijakan Amerika Serikat yang dapat memengaruhi dukungan militer dan finansial bagi Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, hubungan antara Zelensky dan Trump semakin memanas setelah Trump mengkritik kebijakan bantuan AS untuk Ukraina dan menyatakan bahwa jika ia kembali berkuasa, pendekatan Washington terhadap konflik ini mungkin akan berubah. Sementara itu, Zelensky berulang kali menekankan pentingnya dukungan AS dalam mempertahankan kedaulatan negaranya, yang membuat situasi semakin kompleks di tengah ketidakpastian politik global.
Beberapa prajurit Ukraina mengungkapkan rasa cemas mereka terhadap pernyataan Trump, yang dinilai bisa memperlemah posisi Ukraina di medan perang. Mereka berharap bahwa negara-negara Barat tetap berkomitmen dalam memberikan bantuan persenjataan dan logistik yang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan pertahanan mereka.
Di sisi lain, ada juga prajurit yang menyatakan bahwa Ukraina harus bersiap menghadapi segala kemungkinan, termasuk berkurangnya dukungan dari sekutu utama mereka. Mereka menekankan pentingnya strategi mandiri serta diversifikasi aliansi dengan negara-negara Eropa lainnya untuk mengamankan pasokan senjata dan bantuan.
Meski situasi diplomatik antara Zelensky dan Trump masih berkembang, para prajurit Ukraina tetap fokus pada misi mereka di garis depan. Mereka berharap bahwa dunia internasional tidak akan melupakan perjuangan mereka dan tetap memberikan dukungan bagi Ukraina dalam mempertahankan kedaulatannya.