JAKARTA, koranmetro.com – Dalam perkembangan terbaru, Hamas menunjukkan optimisme tinggi terhadap potensi kesepakatan dengan Israel yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza. Menurut pernyataan resmi, Hamas siap memulai proses pertukaran tawanan dengan Israel segera, sebagai langkah awal menuju gencatan senjata yang lebih luas. Langkah ini diharapkan dapat membuka jalan bagi perdamaian yang lebih permanen di wilayah tersebut.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui “garis penarikan awal” dari Gaza, yang akan diberlakukan segera setelah Hamas memberikan konfirmasi. Kesepakatan ini juga mencakup rencana untuk pertukaran tawanan antara kedua belah pihak, sebagai bagian dari inisiatif perdamaian yang lebih besar. Trump menekankan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah penting menuju penghentian konflik dan pemulihan stabilitas di Gaza.
Dalam perundingan yang berlangsung di Mesir, Hamas menyatakan kesediaannya untuk membebaskan semua sandera Israel dan menyerahkan kendali administratif Gaza kepada badan Palestina yang independen. Namun, Hamas juga menekankan bahwa proses pelucutan senjata harus dilakukan secara bertahap dan bergantung pada komitmen Israel terhadap kesepakatan yang telah disepakati.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap dari Gaza, dengan syarat Hamas memenuhi komitmennya dalam proses pertukaran tawanan dan pelucutan senjata. Netanyahu juga menekankan pentingnya memastikan keamanan Israel pasca penarikan pasukan.
Meskipun tantangan besar masih ada, baik Hamas maupun Israel menunjukkan kesediaan untuk mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri konflik dan membawa perdamaian bagi Gaza. Proses ini memerlukan komitmen kuat dari kedua belah pihak serta dukungan internasional untuk memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan.