Iron Dome di AS, Trump Pasang Sistem Pertahanan yang Tak Efektif Lawan Rudal Antarbenua

- Jurnalis

Selasa, 28 Januari 2025 - 21:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebijakan pertahanan Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk memasang sistem pertahanan rudal Iron Dome di wilayah AS.

Kebijakan pertahanan Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk memasang sistem pertahanan rudal Iron Dome di wilayah AS.

JAKARTA, koranmetro.com – Kebijakan pertahanan Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan setelah mantan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk memasang sistem pertahanan rudal Iron Dome di wilayah AS. Iron Dome, yang dikembangkan oleh Israel, dikenal sebagai sistem pertahanan udara yang efektif menangani ancaman rudal jarak pendek dan menengah. Namun, para ahli mempertanyakan efektivitas sistem ini dalam menghadapi rudal antarbenua (ICBM), yang menjadi ancaman utama bagi keamanan nasional AS.

Apa Itu Iron Dome?

Iron Dome adalah sistem pertahanan udara yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal jarak pendek serta roket artileri. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Israel dengan bantuan finansial dari AS dan telah terbukti efektif dalam melindungi wilayah Israel dari serangan roket kelompok militan seperti Hamas.

Keunggulan Iron Dome terletak pada kemampuannya untuk membedakan antara rudal yang mengancam dan yang tidak, sehingga menghemat biaya operasional. Namun, sistem ini dirancang khusus untuk ancaman rudal dengan jangkauan terbatas, bukan untuk menghadapi rudal antarbenua yang memiliki kecepatan tinggi dan jangkauan ribuan kilometer.

Mengapa Iron Dome Tak Cocok untuk Rudal Antarbenua?

Rudal antarbenua (ICBM) adalah senjata strategis yang dirancang untuk menempuh jarak lintas benua dengan kecepatan hipersonik. Ancaman ini jauh lebih kompleks dibandingkan rudal jarak pendek yang menjadi target Iron Dome. Berikut beberapa alasan mengapa Iron Dome dinilai tidak efektif untuk menghadapi ICBM:

  1. Kecepatan dan Ketinggian: ICBM bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan mencapai ketinggian yang jauh di atas atmosfer. Iron Dome tidak dirancang untuk menangani target dengan karakteristik seperti ini.
  2. Jangkauan Deteksi: Sistem radar Iron Dome memiliki jangkauan terbatas, sementara ICBM membutuhkan sistem deteksi yang mampu memantau wilayah yang sangat luas.
  3. Kemampuan Intercept: Iron Dome menggunakan interceptor (peluru kendali) yang dirancang untuk menghancurkan rudal jarak pendek. Interceptor ini tidak memiliki kecepatan dan daya ledak yang cukup untuk menghancurkan ICBM.
Baca Juga :  Pemerintah RI Resmikan Layanan E-Paspor di KJRI Sydney, Pertama di Australia dan Pasifik

Kritik terhadap Rencana Trump

Rencana Trump untuk memasang Iron Dome di AS menuai kritik dari para ahli pertahanan. Mereka menilai bahwa kebijakan ini tidak sesuai dengan ancaman nyata yang dihadapi AS, yaitu rudal antarbenua dari negara-negara seperti Rusia, China, dan Korea Utara.

“Iron Dome adalah sistem yang bagus untuk ancaman rudal jarak pendek, tapi AS membutuhkan sistem yang lebih canggih seperti Ground-Based Midcourse Defense (GMD) atau Aegis Ballistic Missile Defense untuk menghadapi ICBM,” ujar seorang analis pertahanan.

Selain itu, biaya pemasangan dan operasional Iron Dome di AS juga dipertanyakan. Sistem ini membutuhkan investasi besar, sementara efektivitasnya dalam menghadapi ancaman utama AS masih diragukan.

Baca Juga :  Teheran Bangkit, Kisah Kehidupan Warga Pasca-Perang Iran-Israel

Alternatif yang Lebih Efektif

Alih-alih mengandalkan Iron Dome, para ahli menyarankan AS untuk fokus pada pengembangan dan modernisasi sistem pertahanan rudal yang sudah ada, seperti:

  1. Ground-Based Midcourse Defense (GMD): Sistem ini dirancang khusus untuk menghadapi ICBM dengan cara menghancurkan rudal musuh di luar atmosfer.
  2. Aegis Ballistic Missile Defense: Sistem berbasis kapal ini mampu melacak dan menghancurkan rudal balistik dalam fase midcourse dan terminal.
  3. THAAD (Terminal High Altitude Area Defense): Sistem ini efektif untuk menghadapi rudal balistik jarak menengah dan sedang digunakan oleh AS dan sekutunya.

Dampak Jangka Panjang

Jika AS tetap memaksakan penggunaan Iron Dome untuk menghadapi ancaman ICBM, dikhawatirkan hal ini akan menciptakan celah dalam sistem pertahanan nasional. Selain itu, kebijakan ini juga bisa dianggap sebagai pemborosan anggaran pertahanan yang seharusnya dialokasikan untuk sistem yang lebih relevan.

“Kita tidak bisa mengandalkan sistem yang dirancang untuk ancaman lokal seperti Iron Dome untuk menghadapi tantangan global seperti ICBM. AS perlu memprioritaskan sistem pertahanan yang benar-benar sesuai dengan ancaman yang ada,” tegas seorang pakar keamanan nasional.

Berita Terkait

Ketegangan di Karibia Memanas, Jet Tempur AS Berpatroli Intensif Dekat Wilayah Venezuela
Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan
Eksekusi Pemimpin Penipuan Besar di Iran, Kerugian $350 Juta yang Hancurkan Ribuan Warga
AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional
Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai
Tragedi Dua Bayi di NICU India, Dugaan Gigitan Tikus Picu Tuduhan Kelalaian Rumah Sakit
Langkah Bersejarah: Dewan Keamanan PBB Izinkan Pasukan Internasional Stabilisasi Gaza
Operasi IRGC di Teluk Oman, Iran Bekukan Tanker Petrokimia yang Diduga Langgar Sanksi
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 11:13 WIB

Ketegangan di Karibia Memanas, Jet Tempur AS Berpatroli Intensif Dekat Wilayah Venezuela

Rabu, 10 Desember 2025 - 11:44 WIB

Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan

Senin, 8 Desember 2025 - 11:26 WIB

Eksekusi Pemimpin Penipuan Besar di Iran, Kerugian $350 Juta yang Hancurkan Ribuan Warga

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:37 WIB

AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional

Sabtu, 29 November 2025 - 11:25 WIB

Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai

Berita Terbaru

Liga Indonesia

Persib Ulang Sejarah Pencapaian di AFC Cup 2015

Kamis, 11 Des 2025 - 17:10 WIB

HUKUM & KRIMINAL

KPK Langsung Tahan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya Cs Usai OTT

Kamis, 11 Des 2025 - 17:05 WIB