JAKARTA, koranmetro.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pernyataan mengejutkan pada Jumat malam waktu setempat, dengan memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangan militer ke Jalur Gaza. Trump menyatakan keyakinannya bahwa kelompok militan Hamas telah menunjukkan kesiapan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, berdasarkan respons terbaru mereka terhadap proposal damai yang diajukan oleh pemerintahannya.
Dalam postingan di platform Truth Social, Trump menulis: “Saya percaya mereka siap untuk PERDAMAian yang abadi.” Pernyataan ini datang tak lama setelah Hamas mengumumkan kesediaannya untuk membebaskan sandera Israel sebagai bagian dari rencana perdamaian 20 poin yang telah diterima oleh Israel. Proposal tersebut mencakup penghentian langsung pertempuran, pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta langkah-langkah rekonstruksi Gaza.
Menurut laporan dari Reuters, Trump memberikan batas waktu hingga Minggu malam bagi para pihak untuk mencapai kesepakatan, dengan menekankan bahwa Israel harus menghentikan pemboman Gaza segera untuk membuka jalan bagi negosiasi. “Israel harus segera menghentikan pemboman Gaza,” tulis Trump, menambahkan bahwa langkah ini akan memungkinkan pembebasan sandera yang tersisa.
Respons dari Hamas, seperti yang dilaporkan oleh BBC, menunjukkan kesepakatan atas sebagian besar poin proposal, termasuk pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di Israel. Namun, kelompok tersebut meminta modifikasi pada beberapa klausul, seperti jaminan keamanan jangka panjang dan bantuan kemanusiaan yang lebih luas. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pemerintahnya siap menerapkan “tahap pertama” dari rencana tersebut, yang meliputi gencatan senjata sementara.
Pernyataan Trump ini memicu reaksi beragam di kalangan internasional. Politico melaporkan bahwa pejabat Israel awalnya ragu, tetapi akhirnya menyetujui proposal tersebut setelah tekanan dari Washington. CBS News menambahkan bahwa Trump mendorong Israel untuk “berhenti menyerang” agar proses damai tidak terganggu. Di sisi lain, Hamas menyambut baik intervensi Trump, dengan seorang juru bicara menyatakan bahwa “ini adalah kesempatan emas untuk mengakhiri penderitaan rakyat Gaza.”
Latar belakang konflik Gaza-Israel telah memanas sejak Oktober 2023, dengan ribuan korban jiwa di kedua belah pihak. Rencana damai Trump, yang diumumkan minggu lalu, bertujuan untuk mengintegrasikan elemen-elemen dari kesepakatan sebelumnya, termasuk dukungan dari negara-negara Arab seperti Mesir dan Qatar. FOX 8 News menyebutkan bahwa Trump menyambut pernyataan Hamas sebagai “langkah maju yang signifikan,” sambil memperingatkan bahwa kegagalan negosiasi bisa berujung pada eskalasi lebih lanjut.
Para analis memprediksi bahwa perintah Trump ini bisa menjadi titik balik, meskipun tantangan tetap ada. Newsweek melaporkan bahwa Trump bereaksi positif terhadap respons Hamas, mendesak Israel untuk “jeda pemboman” agar negosiasi berlanjut. Sementara itu, The Hindu menyoroti persiapan Israel untuk tahap awal implementasi, termasuk pembebasan sandera.
Saat dunia menanti perkembangan selanjutnya, harapan untuk perdamaian di Timur Tengah kembali menyala. Apakah inisiatif Trump akan berhasil, atau hanya akan menjadi babak baru dalam konflik panjang ini? Hanya waktu yang akan menjawab.