JAKARTA, koranmetro.com -Dalam eskalasi terbaru konflik Timur Tengah, Amerika Serikat ke mbali menunjukkan komitmennya sebagai sekutu utama Israel. Pada insiden yang terjadi beberapa waktu lalu, sistem pertahanan militer AS dilaporkan aktif membantu Israel dalam mencegat rudal jarak jauh yang diluncurkan dari Iran menuju wilayah Israel. Operasi ini dilakukan secara terkoordinasi melalui sistem pertahanan udara dan satelit militer gabungan.
Sebagai analis pertahanan yang mengikuti perkembangan kawasan tersebut, saya mencatat bahwa keterlibatan AS tidak hanya sebatas dukungan logistik atau intelijen, tetapi juga teknis militer secara langsung. Sistem seperti Aegis dan radar pertahanan berbasis kapal yang dimiliki AS di kawasan Teluk memiliki kemampuan deteksi dan respons cepat terhadap ancaman balistik.
Rudal-rudal yang ditembakkan Iran diyakini sebagai bagian dari serangan balasan atas berbagai ketegangan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan terhadap fasilitas militer di Suriah dan dugaan sabotase terhadap kepentingan Iran di wilayah lain. Israel, dengan sistem Iron Dome dan Arrow 3, berhasil mencegat sejumlah rudal, namun keberhasilan tersebut diperkuat oleh dukungan AS yang memungkinkan pelacakan dini dan pencegatan di luar batas wilayah.
Aksi ini menjadi sinyal kuat bahwa ketegangan di kawasan bisa memicu konflik berskala lebih luas jika tidak diredam. Pemerintah AS sendiri menyatakan bahwa bantuan ini bertujuan menjaga stabilitas regional dan melindungi mitra strategis dari ancaman yang bersifat eksistensial.
Keterlibatan langsung seperti ini membuka babak baru dalam hubungan militer kedua negara, sekaligus memperkuat persepsi global bahwa AS tetap menjadi pemain dominan dalam stabilitas kawasan Timur Tengah.