Bentrok Sektarian Pecah di Suriah hingga Libatkan Israel, Apa yang Terjadi?

- Jurnalis

Jumat, 2 Mei 2025 - 19:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bentrokan sektarian meletus di Suriah, terutama di wilayah mayoritas Druze seperti Sahnaya dan Jaramana, pinggiran Damaskus.

Bentrokan sektarian meletus di Suriah, terutama di wilayah mayoritas Druze seperti Sahnaya dan Jaramana, pinggiran Damaskus.

JAKARTA, koranmetro.com – Bentrokan sektarian meletus di Suriah, terutama di wilayah mayoritas Druze seperti Sahnaya dan Jaramana, pinggiran Damaskus. Konflik ini dipicu oleh beredarnya rekaman audio kontroversial yang diduga berasal dari seorang ulama Druze, yang memicu kemarahan komunitas Sunni. Namun, banyak pihak menduga rekaman tersebut merupakan rekayasa untuk memprovokasi ketegangan antar kelompok.

Akibat bentrokan tersebut, lebih dari 50 orang tewas, termasuk warga sipil dan anggota milisi. Komunitas Druze, yang merupakan minoritas agama dengan populasi signifikan di Suriah, merasa terancam oleh kekerasan ini. Pemimpin spiritual Druze, Sheikh Hikmat al-Hijri, mengecam tindakan tersebut sebagai “serangan genosidal yang tidak beralasan” dan menyerukan intervensi internasional.

Baca Juga :  Kali Pertama, Israel Sebar Selebaran di Lebanon Selatan, Minta Warga Mengungsi

Menanggapi situasi tersebut, Israel melancarkan serangan udara pada 2 Mei 2025, menargetkan area dekat Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan ini merupakan peringatan kepada rezim Suriah untuk tidak mengancam komunitas Druze. Israel menegaskan komitmennya untuk melindungi Druze, yang juga merupakan bagian dari populasi di Israel dan Dataran Tinggi Golan.

Baca Juga :  Penjara 'Neraka' Sednaya di Suriah, Saksi Kekejaman Rezim Assad

Pemerintah Suriah, yang kini dipimpin oleh Presiden Ahmed al-Sharaa setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, membantah keterlibatan dalam kekerasan tersebut. Namun, mereka menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan berbagai kelompok bersenjata yang beroperasi di negara itu.

Situasi ini menyoroti kompleksitas konflik di Suriah pasca-perang saudara, dengan ketegangan sektarian yang masih tinggi dan intervensi eksternal yang menambah dinamika konflik. Komunitas internasional menyerukan de-eskalasi dan perlindungan terhadap minoritas untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih luas.

Berita Terkait

China Dianggap Untung dari Konflik India-Pakistan, Ini Analisis Pakar
Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan Pasca Serangan Terbaru
PM Sharif Ungkap India Kerahkan 80 Jet Tempur untuk Misi Serangan ke Pakistan
Turis Tiongkok Diduga Mencuri Listrik Saat Mengisi Daya di Stopkontak Umum Jepang
Israel Blokir Pasokan Bantuan, Kelaparan Makin Meluas di Gaza
Jika Menang Pemilu, Koalisi Partai Islam Bangladesh Siap Terapkan Syariat
Jaringan Listrik di Spanyol-Portugal Mulai Pulih Usai Mati Total
Zelensky Siap Negosiasi Usai Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 21:40 WIB

Gencatan Senjata India-Pakistan Masih Rentan Pasca Serangan Terbaru

Rabu, 7 Mei 2025 - 21:33 WIB

PM Sharif Ungkap India Kerahkan 80 Jet Tempur untuk Misi Serangan ke Pakistan

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:52 WIB

Turis Tiongkok Diduga Mencuri Listrik Saat Mengisi Daya di Stopkontak Umum Jepang

Sabtu, 3 Mei 2025 - 18:19 WIB

Israel Blokir Pasokan Bantuan, Kelaparan Makin Meluas di Gaza

Jumat, 2 Mei 2025 - 21:11 WIB

Jika Menang Pemilu, Koalisi Partai Islam Bangladesh Siap Terapkan Syariat

Berita Terbaru

Journaling, atau menulis jurnal, adalah praktik sederhana yang dapat memberikan dampak besar dalam pengembangan diri.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Mengenal Manfaat Journaling untuk Pengembangan Diri

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:58 WIB