JAKARTA, koranmetro.com – Miliarder teknologi dan CEO Tesla serta SpaceX, Elon Musk, menggemparkan dunia politik Amerika Serikat dengan mengumumkan rencana pembentukan partai politik baru yang dinamakan America Party. Langkah ini diambil sebagai respons atas kekecewaannya terhadap pengesahan RUU One Big Beautiful Bill Act, yang disahkan oleh Kongres AS dan ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada 4 Juli 2025. Musk menyebut RUU ini sebagai “abominasi yang menjijikkan” karena dianggap meningkatkan defisit anggaran AS secara signifikan. Berikut adalah ulasan mendalam tentang langkah Musk dan latar belakang keputusannya.
Latar Belakang Kekecewaan Musk
RUU One Big Beautiful Bill Act, yang menjadi agenda utama pemerintahan Trump di periode kedua, mencakup pemotongan pajak besar-besaran, peningkatan anggaran untuk pertahanan, dan kebijakan keamanan perbatasan, termasuk pendanaan untuk deportasi massal imigran tanpa dokumen. Namun, RUU ini juga menaikkan batas utang negara sebesar $3,3 hingga $5 triliun dalam satu dekade, menurut estimasi Congressional Budget Office. Musk, yang sebelumnya memimpin Department of Government Efficiency (DOGE) untuk memangkas pengeluaran pemerintah, menilai RUU ini bertentangan dengan misinya untuk mengurangi pemborosan dan utang nasional.
Pada akhir Mei 2025, Musk mengundurkan diri dari perannya di DOGE setelah 130 hari sebagai “special government employee” di pemerintahan Trump. Selama masa jabatannya, ia mengklaim telah memangkas pengeluaran federal sebesar $190 miliar, meskipun laporan dari Partnership for Public Service menyebutkan bahwa kebijakan ini juga memakan biaya $135 miliar bagi wajib pajak. Setelah keluar dari pemerintahan, Musk mulai mengkritik RUU tersebut secara terbuka, menyebutnya “political suicide” bagi Partai Republik dan mengancam akan mendukung tantangan primer terhadap anggota Kongres yang mendukungnya.
Pengumuman America Party
Pada 30 Juni 2025, Musk mengunggah serangkaian posting di platform X, menyatakan bahwa jika RUU tersebut disahkan, ia akan membentuk America Party keesokan harinya. “Negara kita membutuhkan alternatif dari sistem uniparty Demokrat-Republik agar rakyat benar-benar memiliki suara,” tulis Musk. Setelah RUU tersebut disahkan oleh Senat pada 1 Juli dan DPR pada 3 Juli, Musk menepati janjinya. Pada 5 Juli, ia mengumumkan pembentukan America Party melalui X, dengan mengatakan, “Dengan rasio 2 banding 1, kalian menginginkan partai politik baru, dan kalian akan mendapatkannya! Hari ini, America Party dibentuk untuk mengembalikan kebebasan kalian.”
Musk mengusulkan partai ini untuk mewakili “80% di tengah,” merujuk pada pemilih independen dan moderat yang menurutnya tidak terwakili oleh Partai Demokrat maupun Republik. Dalam salah satu postingnya, ia menyarankan strategi “fokus laser” pada 2-3 kursi Senat dan 8-10 distrik DPR untuk memengaruhi keputusan legislatif penting, mengingat margin tipis di Kongres.
Reaksi dan Tantangan
Reaksi dari Trump dan Republik
Pengesahan RUU tersebut memicu perang kata-kata antara Musk dan Trump. Trump membela RUU-nya sebagai “satu kemenangan besar” dan menyerang Musk melalui Truth Social, menyatakan bahwa tanpa subsidi federal, perusahaan Musk seperti Tesla dan SpaceX akan bangkrut. “Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi daripada manusia mana pun dalam sejarah,” tulis Trump, menyinggung kredit pajak kendaraan listrik yang dihapuskan dalam RUU tersebut, yang berdampak pada Tesla. Trump bahkan mengusulkan agar DOGE “memeriksa” subsidi Musk, menyebutnya sebagai cara untuk “menghemat banyak uang.”
Sebaliknya, Musk membantah bahwa oposisinya didasarkan pada kepentingan pribadi, dengan menyatakan bahwa RUU tersebut “memberikan keuntungan bagi industri masa lalu sambil merusak industri masa depan.” Ia juga menyebut RUU tersebut sebagai “perbudakan utang” karena menaikkan plafon utang sebesar $5 triliun, yang menurutnya merupakan kenaikan terbesar dalam sejarah AS.
Dukungan dan Kritik
Musk mendapat dukungan dari beberapa senator Republik konservatif fiskal, seperti Rand Paul dan Mike Lee, yang juga menentang RUU tersebut karena kekhawatiran terhadap defisit. Senator Paul menulis di X, “Saya setuju dengan Elon. Kami berdua melihat pemborosan besar dalam pengeluaran pemerintah, dan tambahan utang $5 triliun adalah kesalahan besar.” Namun, pemimpin mayoritas Senat John Thune dan Ketua DPR Mike Johnson membela RUU tersebut, menyebutnya sebagai langkah penting untuk memenuhi janji kampanye Trump.
Di sisi lain, Partai Demokrat menyambut kritik Musk sebagai amunisi melawan Trump, meskipun sebelumnya mereka mengkritiknya karena perannya di DOGE. Pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer berkomentar, “Bahkan Elon Musk, yang merupakan bagian dari proses ini dan teman Trump, mengatakan RUU ini buruk.”
Namun, para ahli politik skeptis terhadap peluang keberhasilan America Party. Thomas Gift, profesor ilmu politik dari UCL, menyebut rencana Musk sebagai “gertakan,” menyoroti kesulitan mendobrak duopoli Demokrat-Republik di AS. “Membentuk partai mungkin mungkin, tetapi memenangkan kursi di Kongres atau Gedung Putih adalah hal lain,” katanya. Paul Levinson dari Fordham University menambahkan bahwa partai ketiga secara historis sulit bersaing di AS karena sistem pemilu yang menguntungkan dua partai besar.
Hambatan Struktural
Musk menghadapi sejumlah tantangan dalam membentuk America Party:
-
Hukum Pemilu: Undang-undang di setiap negara bagian mempersulit partai ketiga untuk mendapatkan akses ke surat suara, sering kali membutuhkan ribuan tanda tangan dan menghadapi tantangan hukum dari partai besar.
-
Waktu: Membangun partai nasional membutuhkan waktu bertahun-tahun, yang kemungkinan besar tidak akan selesai untuk pemilu paruh waktu 2026.
-
Dukungan Pemilih: Meskipun jajak pendapat Gallup 2024 menunjukkan 43% orang Amerika mengidentifikasi diri sebagai independen, mengubah sentimen ini menjadi dukungan politik yang terorganisir adalah tugas yang kompleks.
-
Reputasi Musk: Kritik terhadap Musk, termasuk tuduhan menyebarkan teori konspirasi dan kebijakan kontroversial selama di DOGE, dapat mengurangi daya tariknya sebagai pemimpin partai moderat.
Dampak pada Politik AS
Langkah Musk untuk membentuk America Party mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap sistem dua partai di AS. Jajak pendapat yang diunggah Musk di X, yang memperoleh 5,6 juta suara dengan 80,4% mendukung partai baru, menunjukkan adanya sentimen publik untuk alternatif politik. Namun, seperti yang dicatat oleh profesor Natasha Lindstaedt dari University of Essex, angka ini mungkin tidak mewakili publik yang lebih luas, tetapi menunjukkan tren di kalangan pemilih independen.
Musk, dengan kekayaan bersih diperkirakan $361 miliar oleh Bloomberg, memiliki sumber daya finansial untuk mendanai upaya ini. Ia menghabiskan $277 juta untuk kampanye Trump dan kandidat Republik lainnya pada 2024 melalui America PAC. Namun, setelah mengumumkan niat untuk mengurangi pengeluaran politik, fokusnya pada America Party menunjukkan perubahan strategi yang signifikan.
Apa Selanjutnya untuk America Party?
Musk mengusulkan pendekatan pragmatis untuk America Party, dengan fokus pada distrik dan kursi kunci untuk memengaruhi keseimbangan kekuatan di Kongres. Ia juga menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung kandidat seperti Rep. Thomas Massie, yang menentang RUU tersebut, dan mengancam akan mendanai tantangan primer terhadap anggota Republik yang mendukungnya, seperti anggota Freedom Caucus yang disebutnya munafik karena mendukung “perbudakan utang.”
Namun, keberhasilan America Party akan bergantung pada kemampuan Musk untuk membangun struktur partai yang kuat, merekrut kandidat yang layak, dan mengatasi hambatan hukum dan politik. Beberapa pengamat, seperti Karen Tumulty dari Washington Post, menyebut Musk “tidak serius dan mudah bosan,” meragukan komitmen jangka panjangnya untuk proyek ini.
Pembentukan America Party oleh Elon Musk menandai babak baru dalam keterlibatannya di politik AS, didorong oleh kekecewaannya terhadap RUU One Big Beautiful Bill Act dan sistem politik dua partai. Meskipun langkah ini menarik perhatian global dan mendapat dukungan dari sebagian pemilih, tantangan struktural dan sejarah kegagalan partai ketiga di AS menimbulkan keraguan tentang kelangsungannya. Dengan sumber daya finansial yang besar dan pengaruh di platform X, Musk memiliki potensi untuk mengguncang lanskap politik, tetapi keberhasilannya akan bergantung pada strategi, ketekunan, dan kemampuan untuk memobilisasi “80% di tengah” yang ia klaim wakili.