Gelombang Kemarahan Gen Z Peru, Bentrokan Brutal dengan Polisi di Lima

- Jurnalis

Senin, 22 September 2025 - 12:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah hiruk-pikuk jalanan ibu kota Lima, ratusan pemuda dari Generasi Z (Gen Z) kembali menggelorakan semangat perlawanan mereka terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte.

Di tengah hiruk-pikuk jalanan ibu kota Lima, ratusan pemuda dari Generasi Z (Gen Z) kembali menggelorakan semangat perlawanan mereka terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte.

JAKARTA, koranmetro.com – Di tengah hiruk-pikuk jalanan ibu kota Lima, ratusan pemuda dari Generasi Z (Gen Z) kembali menggelorakan semangat perlawanan mereka terhadap pemerintahan Presiden Dina Boluarte. Demonstrasi yang dimulai pada Sabtu, 20 September lalu, berubah menjadi kerusuhan besar ketika polisi antihuru-hara merespons dengan tembakan peluru karet dan gas air mata, melukai puluhan demonstran. Aksi ini, yang dikenal sebagai “Pawai Generasi Z”, menandai eskalasi gelombang protes global di kalangan generasi muda, mengikuti jejak kerusuhan serupa di Nepal beberapa minggu sebelumnya.

Latar Belakang Protes: Dari Reformasi Pensiun hingga Krisis Demokrasi

Protes Gen Z di Peru bukanlah kejadian spontan. Dipicu oleh usulan reformasi pensiun yang dianggap merugikan generasi muda, demonstrasi ini dengan cepat melebar menjadi kritik pedas terhadap korupsi endemik, kejahatan terorganisir, dan represi pemerintah. Kelompok pemuda yang menamakan diri “Generasi Z” mengumpulkan sekitar 500 orang di pusat kota Lima, menuntut akuntabilitas dari rezim Boluarte yang telah digugat atas tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

“Seperti di Nepal, kami muak dengan pemerintah yang hanya memikirkan kantong sendiri,” ujar seorang demonstran berusia 22 tahun bernama Sofia Ramirez kepada wartawan Al Jazeera. “Reformasi pensiun ini akan membebani kami selamanya, sementara para pejabat korup menikmati pensiun mewah.” Demonstran membawa spanduk bertuliskan “Demokrasi atau Kematian” dan “Gen Z Bangun!”, sambil bernyanyi lagu-lagu protes yang viral di media sosial.

Baca Juga :  Kenaikan Angka Kelahiran di Korea Selatan, Pertama Kali dalam 9 Tahun

Gelombang ini terinspirasi dari protes Gen Z di Nepal pada awal September 2025, di mana ribuan pemuda menyerbu gedung parlemen, menuntut pencabutan larangan platform media sosial dan pemberantasan korupsi. Di sana, setidaknya 72 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi, termasuk penggunaan peluru karet dan senjata api. Keberhasilan Nepal dalam menggulingkan perdana menteri melalui platform Discord kini menjadi simbol harapan bagi aktivis Peru.

Bentrokan Hebat: Peluru Karet dan Gas Air Mata Melawan Batu dan Tongkat

Suasana memanas ketika demonstran mencoba mendekati gedung pemerintahan di Plaza San Martin. Polisi, yang dikerahkan secara masif, langsung membentuk barikade dengan tameng antihuru-hara. Menurut laporan AFP, polisi melepaskan tembakan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa, sementara demonstran membalas dengan melempar batu, tongkat, dan bahkan kembang api.

Video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan kekacauan di Jalan Abancay: asap gas air mata menyelimuti jalanan, sementara pemuda berlari menghindar dari peluru karet yang beterbangan. Setidaknya tiga polisi luka ringan akibat lemparan batu, sementara radio stasiun lokal Exitosa melaporkan dua jurnalisnya terluka oleh serpihan peluru karet. Human Rights Watch (HRW) dengan cepat mengutuk respons polisi, menyebutnya sebagai “kekerasan tidak proporsional” yang mengingatkan pada protes 2023 di Peru, di mana puluhan warga sipil tewas akibat amunisi mematikan.

“Sejarah seharusnya tidak berulang. Pemerintah Peru harus menghentikan penggunaan kekerasan berlebih terhadap pemuda yang hanya menuntut keadilan,” tegas César Muñoz, direktur asosiasi Americas di HRW. Organisasi itu mendesak investigasi independen atas insiden ini, mengingat laporan sebelumnya yang mengungkap polisi sering menggunakan peluru karet yang tidak standar, berisiko fatal bagi korban.

Baca Juga :  Mengungkap Konspirasi, Keterlibatan Beyonce dalam Bisnis P Diddy

Dampak dan Respons Pemerintah

Hingga Senin malam, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari bentrokan ini, tetapi puluhan demonstran mengalami luka ringan hingga sedang. Pemerintah Boluarte belum merespons secara resmi, meski juru bicara Istana menyebut demonstrasi sebagai “aksi provokasi yang didalangi pihak oposisi”. Di sisi lain, aktivis Gen Z di Lima berencana melanjutkan aksi pada akhir pekan ini, dengan dukungan dari serikat buruh dan kelompok hak asasi.

Protes ini juga menyoroti krisis lebih luas di Peru: tingkat pengangguran pemuda mencapai 15%, korupsi merajalela, dan kepercayaan publik terhadap pemerintah anjlok di bawah 20% menurut survei terbaru. “Gen Z bukan lagi generasi yang diam. Kami adalah masa depan, dan kami menuntutnya sekarang,” tulis seorang aktivis di X (sebelumnya Twitter).

Menuju Gelombang Global?

Dengan protes serupa meletus di Nepal dan potensi penyebaran ke negara-negara Amerika Latin lainnya, pakar memperingatkan bahwa Gen Z sedang membentuk era baru aktivisme digital. Di Peru, di mana protes 2022-2023 telah menewaskan lebih dari 60 orang, aksi ini bisa menjadi titik balik. Apakah Lima akan menyusul Kathmandu dalam mengguncang rezim? Hanya waktu yang akan menjawab.

Berita Terkait

Rusia-Belarus Latihan Simulasi Serangan Nuklir, Negara NATO Panik
Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?
Menteri Nepal Kabur Tinggalkan Istri yang Lumpuh, Ditolong Pedemo
Charlie Kirk, Influencer Pendukung Trump, Tewas dalam Penembakan di Acara Kampus
Ketegangan Diplomatik, Qatar dan AS Pasca-Serangan Israel di Doha
Aturan Diperketat, Singapura Sita 1.500 Vape dalam 4 Hari
China Ungkap J-20S, Inovasi Jet Siluman Dua Kursi Pertama di Dunia
Rencana Gila Trump, Gaza Dijadikan Pusat Wisata, Warga Diimingi US$ 5.000
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 12:59 WIB

Gelombang Kemarahan Gen Z Peru, Bentrokan Brutal dengan Polisi di Lima

Rabu, 17 September 2025 - 19:17 WIB

Rusia-Belarus Latihan Simulasi Serangan Nuklir, Negara NATO Panik

Senin, 15 September 2025 - 16:53 WIB

Ribuan Warga Turki Unjuk Rasa Desak Erdogan Mundur, Ada Apa?

Jumat, 12 September 2025 - 19:29 WIB

Menteri Nepal Kabur Tinggalkan Istri yang Lumpuh, Ditolong Pedemo

Kamis, 11 September 2025 - 18:52 WIB

Charlie Kirk, Influencer Pendukung Trump, Tewas dalam Penembakan di Acara Kampus

Berita Terbaru

Di era digital saat ini, tren workation atau traveling sambil kerja semakin populer, terutama di kalangan generasi muda dan pekerja lepas.

LIFE STYLE & ENTERTAINMENT

Fenomena Tren Traveling Sambil Kerja di Kalangan Anak Muda

Sabtu, 20 Sep 2025 - 18:38 WIB