JAKARTA, koranmetro.com – Israel mengklaim keberhasilan operasi intelijen terbaru yang dilakukan oleh Shin Bet, dinas keamanan dalam negeri Israel, dengan membunuh anggota senior Hamas, Ismail Barhoum. Barhoum, yang merupakan bagian dari sayap politik Hamas, tewas dalam serangan udara di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza. Serangan tersebut juga menewaskan empat orang lainnya, termasuk tenaga medis, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Operasi Intelijen Shin Bet
Shin Bet, yang dikenal dengan kemampuan intelijennya, bekerja sama dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam operasi ini. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa Barhoum adalah “Perdana Menteri Hamas di Gaza” yang baru dan terlibat dalam aktivitas keuangan kelompok tersebut. Serangan dilakukan dengan amunisi presisi untuk meminimalkan korban sipil, meskipun lokasi di rumah sakit menuai kontroversi. Hamas membantah tuduhan Israel, menyebut Barhoum sedang dirawat karena luka sebelumnya.
Konteks dan Dampak
Operasi ini terjadi di tengah eskalasi konflik setelah Israel melanjutkan serangan di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 50.000 orang sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Gaza. Israel mengklaim telah menewaskan 20.000 pejuang Hamas, termasuk 11 anggota biro politik Hamas sejak perang dimulai. Namun, serangan di fasilitas medis memicu kritik karena dianggap melanggar hukum internasional. Hamas menuduh Israel sengaja menargetkan warga sipil dan infrastruktur kesehatan.
Tantangan Intelijen
Shin Bet sebelumnya dikritik karena gagal mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya. Investigasi internal Shin Bet mengungkapkan bahwa mereka memiliki rencana serangan Hamas sejak 2018, tetapi tidak menganggapnya sebagai ancaman serius. Operasi terbaru ini menunjukkan upaya Israel untuk memulihkan reputasi intelijen mereka sambil terus menargetkan pimpinan Hamas.