Jokowi, Saya yang Belajar Politik dari Pak Prabowo

- Jurnalis

Selasa, 11 Februari 2025 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pernyataan yang mengejutkan datang dari Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya belajar politik dari salah satu rival politiknya, yaitu Prabowo Subianto.

Pernyataan yang mengejutkan datang dari Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya belajar politik dari salah satu rival politiknya, yaitu Prabowo Subianto.

JAKARTA, koranmetro.com – Pernyataan yang mengejutkan datang dari Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya belajar politik dari salah satu rival politiknya, yaitu Prabowo Subianto. Dalam sebuah pernyataan yang cukup mengejutkan banyak pihak, Jokowi mengungkapkan bahwa selama masa-masa awal karier politiknya, ia banyak mendapat pelajaran berharga dari sosok Prabowo. Hal ini menambah dimensi baru dalam hubungan politik antara kedua tokoh tersebut yang sebelumnya dikenal sebagai dua pesaing utama dalam pemilihan presiden Indonesia.

Jokowi dan Prabowo: Dari Rivalitas Menuju Rekonsiliasi

Pernyataan Jokowi tersebut tentu menarik perhatian, mengingat Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh yang menjadi pesaing beratnya dalam dua kali Pemilihan Presiden Indonesia, yakni pada 2014 dan 2019. Dalam kedua pemilu tersebut, persaingan antara kedua tokoh ini sangat sengit dan penuh dinamika. Namun, setelah Pemilu 2019, kedua tokoh ini justru memilih untuk berdamai dan bekerja sama dalam pemerintahan Jokowi, dengan Prabowo bergabung sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Indonesia Maju.

Kebersamaan mereka dalam kabinet saat ini menunjukkan perubahan signifikan dalam hubungan keduanya, yang sebelumnya penuh dengan ketegangan politik. Jokowi dan Prabowo kini bekerja sama untuk membangun Indonesia, meskipun mereka berasal dari latar belakang politik yang berbeda. Kerja sama ini pun menjadi simbol rekonsiliasi politik yang memberikan harapan akan terciptanya stabilitas dan kemajuan di tanah air.

Momen Belajar Politik dari Prabowo

Dalam pernyataannya, Jokowi mengungkapkan bahwa ketika dirinya baru mulai terjun ke dunia politik, ia sangat memperhatikan strategi politik yang diterapkan oleh Prabowo, yang saat itu telah lebih berpengalaman dan memiliki pengaruh besar di dunia politik Indonesia. Jokowi mengakui bahwa dirinya mempelajari banyak hal tentang ketegasan, kepemimpinan, dan strategi komunikasi politik dari Prabowo, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang karismatik dan memiliki pendirian yang kuat.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Akan Memulai Kepemimpinan di IKN pada 17 Agustus 2028

Jokowi menambahkan bahwa saat itu dirinya belum memiliki banyak pengalaman dalam dunia politik dan pemerintahan. Oleh karena itu, ia merasa perlu untuk belajar dari orang-orang yang lebih berpengalaman, termasuk Prabowo. Menurut Jokowi, Prabowo memiliki banyak wawasan yang dapat dipelajari, terutama dalam hal bagaimana menghadapi tantangan politik dan mempertahankan konsistensi dalam menjalankan visi dan misi.

Pentingnya Belajar dari Rekan dan Rival

Pernyataan Jokowi ini juga mencerminkan pentingnya sikap terbuka dalam dunia politik. Meskipun Prabowo adalah lawan politiknya, Jokowi menganggap bahwa belajar dari siapa pun, termasuk rival politik, merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pengembangan diri sebagai pemimpin. Dalam dunia politik yang penuh dengan dinamika dan persaingan, memiliki kemampuan untuk belajar dari berbagai pihak, bahkan yang memiliki pandangan dan sikap yang berbeda, adalah kunci untuk berkembang dan meraih kesuksesan.

Sikap ini menunjukkan kedewasaan politik yang dimiliki oleh Jokowi. Sebagai seorang pemimpin, ia tidak hanya mengandalkan pengalaman pribadi, tetapi juga mampu melihat potensi dan kekuatan dari orang lain, termasuk orang-orang yang memiliki pendekatan politik yang berbeda dengannya. Hal ini menjadi contoh baik bagi para pemimpin muda untuk belajar dari berbagai sumber, termasuk dari rival, untuk menjadi lebih bijaksana dalam mengambil keputusan politik.

Menciptakan Kolaborasi Politik yang Kuat

Kerja sama antara Jokowi dan Prabowo setelah Pemilu 2019 adalah contoh nyata bahwa rivalitas politik tidak harus berakhir dengan permusuhan atau kebencian. Sebaliknya, kedua tokoh ini mampu mengubah persaingan menjadi kolaborasi yang kuat demi kepentingan negara. Ini juga menjadi bukti bahwa dalam dunia politik, rekonsiliasi dan kerja sama dapat dilakukan meskipun ada perbedaan pandangan politik yang tajam.

Baca Juga :  Ombudsman RI Dorong Bahlil Jamin Distribusi Elpiji 3 Kg Tetap Lancar

Bergabungnya Prabowo dalam kabinet Jokowi bukan hanya soal membangun hubungan yang lebih baik antara dua tokoh besar ini, tetapi juga soal menciptakan stabilitas dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Dalam situasi politik yang seringkali penuh ketegangan, kolaborasi seperti ini dapat menjadi model yang positif bagi dunia politik Indonesia ke depan.

Kesimpulan: Pembelajaran Politik yang Membangun

Pernyataan Jokowi tentang belajar politik dari Prabowo menunjukkan sikap rendah hati dan kedewasaan politik seorang pemimpin. Meskipun keduanya pernah terlibat dalam persaingan politik yang cukup intens, Jokowi tidak ragu untuk mengakui bahwa ia telah banyak belajar dari pengalaman dan pemikiran Prabowo. Kerja sama yang mereka bangun di kabinet Indonesia Maju membuktikan bahwa rivalitas politik bisa berujung pada kolaborasi yang saling menguntungkan bagi negara.

Bagi banyak orang, ini adalah contoh penting bahwa dalam politik, bukan hanya kemenangan yang menjadi tujuan utama, tetapi juga bagaimana mengutamakan kepentingan bersama dan membangun negara dengan cara yang lebih inklusif. Hubungan positif antara Jokowi dan Prabowo menjadi bukti bahwa persaingan dalam politik bisa berakhir dengan saling menghargai dan bekerja sama demi kemajuan Indonesia.

Berita Terkait

Rusak Bahayakan Pengendara, Plengkung Gading Yogyakarta Ditutup Total
Remaja Difabel Tersangka Pembakaran Kereta Api di Jogja, Terancam 12 Tahun Bui
Perubahan Kepemimpinan di Polda Kaltim, Direktur Lidik Promosi Menjadi Kapolda, KPK Siapkan Plt
Evaluasi Proses Rekrutmen Personel Polri. Antara Harapan dan Realita
Mengendalikan Kekuasaan, Perlunya Pembatasan Kekuasaan Terpusat Partai Politik
Mengungkap Fakta, Ahok Bocorkan Isi Rapat dan Arahan ke Pejabat Pertamina Saat Diperiksa Kejagung
Daftar 10 Kapolda yang Dimutasi oleh Kapolri, Perubahan Besar di Polri
Sepuluh Tahun Mencari, Kisah Haru Atlet Taekwondo Bandung, Pulang Nak!
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Maret 2025 - 14:58 WIB

Remaja Difabel Tersangka Pembakaran Kereta Api di Jogja, Terancam 12 Tahun Bui

Jumat, 14 Maret 2025 - 14:54 WIB

Perubahan Kepemimpinan di Polda Kaltim, Direktur Lidik Promosi Menjadi Kapolda, KPK Siapkan Plt

Jumat, 14 Maret 2025 - 14:41 WIB

Evaluasi Proses Rekrutmen Personel Polri. Antara Harapan dan Realita

Jumat, 14 Maret 2025 - 13:35 WIB

Mengendalikan Kekuasaan, Perlunya Pembatasan Kekuasaan Terpusat Partai Politik

Kamis, 13 Maret 2025 - 21:25 WIB

Mengungkap Fakta, Ahok Bocorkan Isi Rapat dan Arahan ke Pejabat Pertamina Saat Diperiksa Kejagung

Berita Terbaru

Trent Alexander-Arnold, bek kanan andalan Liverpool dan tim nasional Inggris, dipastikan absen dalam pertandingan final Piala Liga setelah mengalami cedera.

Liga Inggris

Alexander-Arnold Absen dalam Final Piala Liga karena Cedera

Sabtu, 15 Mar 2025 - 14:01 WIB