Ketegangan di Karibia Memanas, Jet Tempur AS Berpatroli Intensif Dekat Wilayah Venezuela

- Jurnalis

Kamis, 11 Desember 2025 - 11:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Situasi di perairan Karibia semakin tegang pada akhir 2025. Pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) terlihat mondar-mandir melakukan patroli rutin di dekat perbatasan udara Venezuela,

Situasi di perairan Karibia semakin tegang pada akhir 2025. Pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) terlihat mondar-mandir melakukan patroli rutin di dekat perbatasan udara Venezuela,

koranmetro.com – Situasi di perairan Karibia semakin tegang pada akhir 2025. Pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) terlihat mondar-mandir melakukan patroli rutin di dekat perbatasan udara Venezuela, memicu kecemasan di kawasan tersebut. Aktivitas ini terjadi di tengah ketegangan berkepanjangan antara Washington dan Caracas, terutama setelah sanksi ekonomi AS terhadap rezim Nicolás Maduro yang semakin diperketat.

Latar Belakang Ketegangan AS-Venezuela

Hubungan AS-Venezuela telah memburuk sejak 2017 ketika AS mulai memberlakukan sanksi berat terhadap pemerintah Venezuela atas tuduhan pelanggaran HAM, korupsi, dan manipulasi pemilu. Pada 2025, Washington kembali menegaskan dukungannya terhadap oposisi Venezuela dan menolak pengakuan atas pemilu presiden yang dianggap tidak demokratis.

Venezuela sendiri mengklaim bahwa AS terus melakukan “provokasi militer” di wilayahnya, termasuk penerbangan pesawat pengintai dan jet tempur di atas Laut Karibia dan Lautan Atlantik bagian selatan. Caracas menyebut patroli tersebut sebagai bentuk “agresi imperialis” yang mengancam kedaulatan nasional.

Aktivitas Jet Tempur AS yang Terpantau

Beberapa pesawat tempur AS yang terlihat dalam beberapa pekan terakhir meliputi:

  • F-22 Raptor dan F-35 Lightning II — Jet siluman generasi kelima yang sering beroperasi dari pangkalan di Puerto Rico dan Florida.
  • F-16 Fighting Falcon — Digunakan untuk misi patroli rutin.
  • E-3 Sentry AWACS dan P-8 Poseidon — Pesawat pengintai dan anti-kapal selam yang memantau aktivitas angkatan laut Venezuela.
Baca Juga :  Putin Mengucapkan Terima Kasih kepada Pemimpin Junta Myanmar Setelah Menerima 6 Ekor Gajah

Patroli ini sebagian besar dilakukan di wilayah udara internasional, sekitar 50-100 mil dari pantai Venezuela, termasuk di sekitar Kepulauan ABC (Aruba, Bonaire, Curaçao) yang merupakan wilayah Belanda namun dekat dengan Venezuela. Beberapa kali pesawat AS terbang sangat dekat dengan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Venezuela, memicu reaksi keras dari militer Venezuela.

Respons Venezuela

Pemerintah Venezuela merespons dengan:

  • Mengaktifkan sistem pertahanan udara S-300 dan Buk-M2.
  • Melakukan latihan militer besar-besaran dengan pesawat Sukhoi Su-30MK2 dan helikopter Mi-17.
  • Mengirimkan kapal perang ke perairan utara untuk “mempertahankan kedaulatan”.
  • Presiden Maduro secara terbuka menyebut AS sebagai “musuh utama” dan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran wilayah udara akan ditanggapi dengan tegas.

Kekhawatiran Internasional

Komunitas internasional mengkhawatirkan eskalasi yang bisa memicu konflik bersenjata di kawasan Karibia. Beberapa negara seperti Brasil, Kolombia, dan Guyana (yang juga memiliki sengketa wilayah dengan Venezuela) meminta kedua pihak menahan diri. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan dialog dan de-eskalasi.

Baca Juga :  Luis Armando Ditemukan Setelah 73 Tahun Hilang, Kisah Keluarga yang Bersatu Kembali

Sementara itu, Rusia dan China—sekutu utama Venezuela—mengecam patroli AS sebagai “provokasi tidak bertanggung jawab” dan menegaskan dukungan mereka kepada Caracas.

Apa yang Mungkin Terjadi Selanjutnya?

Meski kedua belah pihak belum menunjukkan tanda-tanda ingin berperang secara terbuka, ketegangan saat ini berada pada level tertinggi sejak 2019. Para analis memprediksi beberapa skenario:

  • Eskalasi verbal dan demonstrasi kekuatan militer yang berlanjut.
  • Insiden kecil di udara atau laut yang bisa menjadi pemicu konflik lebih besar.
  • Tekanan diplomatik dari negara-negara netral untuk membuka kembali perundingan.

Sampai saat ini, jet tempur AS terus melakukan patroli rutin, sementara Venezuela tetap waspada. Dunia menahan napas menanti langkah selanjutnya dari kedua negara adidaya ini di panggung Karibia.

Situasi tetap dinamis, dan setiap perkembangan baru akan sangat memengaruhi stabilitas kawasan Amerika Latin.

Berita Terkait

Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan
Eksekusi Pemimpin Penipuan Besar di Iran, Kerugian $350 Juta yang Hancurkan Ribuan Warga
AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional
Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai
Tragedi Dua Bayi di NICU India, Dugaan Gigitan Tikus Picu Tuduhan Kelalaian Rumah Sakit
Langkah Bersejarah: Dewan Keamanan PBB Izinkan Pasukan Internasional Stabilisasi Gaza
Operasi IRGC di Teluk Oman, Iran Bekukan Tanker Petrokimia yang Diduga Langgar Sanksi
Tragedi Jembatan Hongqi, Ambruknya Infrastruktur Baru China akibat Longsor di Sichuan
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 11 Desember 2025 - 11:13 WIB

Ketegangan di Karibia Memanas, Jet Tempur AS Berpatroli Intensif Dekat Wilayah Venezuela

Rabu, 10 Desember 2025 - 11:44 WIB

Kamboja dan Thailand, Langkah Berani Menuju Perdamaian di Perbatasan

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:37 WIB

AS Setujui Penjualan Bom Rp44 Triliun ke Kanada di Tengah Ketegangan Soal Keamanan Regional

Sabtu, 29 November 2025 - 11:25 WIB

Insiden Ledakan di Laut Hitam, Dua Tanker Minyak Terbakar Diduga Karena Ranjau, Ancaman Perang Ukraina Masih Mengintai

Minggu, 23 November 2025 - 11:35 WIB

Tragedi Dua Bayi di NICU India, Dugaan Gigitan Tikus Picu Tuduhan Kelalaian Rumah Sakit

Berita Terbaru