Oknum TNI Kopda FH Jalani Proses Hukum Terkait Dugaan Pembunuhan Kepala Cabang Bank

- Jurnalis

Sabtu, 13 September 2025 - 12:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), di Cempaka Putih,

Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), di Cempaka Putih,

JAKARTA, koranmetro.com – Kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37), di Cempaka Putih, Jakarta, telah menyeret seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpangkat Kopral Dua (Kopda) berinisial FH. Polisi Militer Kodam Jaya (Pomdam Jaya) telah menetapkan Kopda FH sebagai tersangka dan kini menjalani proses pidana militer atas dugaan keterlibatannya dalam kasus ini.

Latar Belakang Kasus

Pada 20–21 Agustus 2025, Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Pembantu sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, menjadi korban penculikan di sebuah pusat perbelanjaan di Ciracas, Jakarta Timur. Korban kemudian ditemukan meninggal dunia di area persawahan di Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada 21 Agustus 2025 sekitar pukul 05.30 WIB. Jenazah ditemukan dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta mata tertutup lakban, menunjukkan tindakan kekerasan yang terencana.

Kasus ini menggemparkan publik setelah rekaman CCTV menunjukkan detik-detik penculikan korban, yang kemudian dibawa menggunakan mobil. Hingga saat ini, polisi telah menangkap 15 tersangka, termasuk empat pelaku utama berinisial C, DH, YJ, dan AA, yang ditangkap di Solo dan Jakarta Utara pada 23–24 Agustus 2025.

Peran Kopda FH dalam Kasus

Kopda FH, seorang prajurit TNI berpangkat Kopral Dua, diduga berperan sebagai perantara dalam kasus ini. Berdasarkan pemeriksaan Pomdam Jaya, FH bertugas mencari orang untuk melaksanakan penjemputan paksa terhadap korban. Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, menyatakan bahwa FH telah ditahan dan resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 12 September 2025.

Baca Juga :  Demokrat Desak Penghapusan Presidential Threshold, Apa Alasan di Baliknya

Menurut keterangan, FH sempat bertemu dengan salah satu pelaku penculikan, Eras Musuwalo, di sebuah kantin di Cijantung, Jakarta Timur, pada 19 Agustus 2025, untuk membahas rencana penculikan. FH juga disebut memberikan perintah kepada kelompok pelaku untuk menjemput korban di Lotte Grosir Pasar Rebo setelah menerima informasi dari tim pengintai.

Namun, pakar psikologi forensik Reza Indragiri mencurigai bahwa FH bukanlah otak utama di balik kejahatan ini. Kecurigaan ini muncul setelah Reza berbincang dengan kuasa hukum empat pelaku penculikan, yang mengindikasikan bahwa FH mungkin hanya menjalankan perintah dari pihak lain. Meski demikian, keterlibatan FH dalam mencari pelaku eksekutor sulit dibantah, dan ia kini menghadapi proses hukum militer.

Status FH Sebelum Penahanan

Pada saat kejadian, Kopda FH ternyata sedang dalam status mangkir tanpa izin dinas dan dicari oleh satuannya. Hal ini menambah kompleksitas kasus, karena FH diduga menjalankan aktivitas kriminal di luar sepengetahuan kesatuannya. Setelah penyelidikan, Pomdam Jaya berhasil menangkap FH, dan ia kini ditahan di Markas Pomdam Guntur untuk proses hukum lebih lanjut.

Proses Hukum yang Dijalankan

TNI menegaskan komitmennya untuk menindak tegas prajurit yang terlibat dalam tindak pidana. Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen TNI Freddy Ardianzah, menyatakan bahwa proses hukum terhadap Kopda FH dilakukan melalui mekanisme pidana militer. Setelah penyidikan selesai dan berkas dinyatakan lengkap, perkara FH akan dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

Baca Juga :  Prabowo dan Megawati, Momen Santai di Tengah Kedekatan Politik

Kolonel Donny Agus Priyanto juga menegaskan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap kemungkinan keterlibatan prajurit lain. Namun, hingga kini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai jumlah atau identitas prajurit lain yang diperiksa.

Respons Publik dan Pihak Berwenang

Kasus ini menarik perhatian publik karena melibatkan seorang pejabat bank dan diduga merupakan kejahatan terorganisir. Kriminolog Haniva Hasna menyebutkan bahwa kasus ini menunjukkan indikasi keterlibatan “banyak tangan” dan perencanaan yang matang, terutama karena lokasi penculikan hanya diketahui oleh orang-orang terdekat korban. Istri korban, Puspita Aulia, mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya, mengingat kebaikan suaminya yang dikenal oleh banyak orang.

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji, menyatakan keyakinannya bahwa oknum TNI yang terlibat tidak akan dilindungi oleh institusi. Hal ini sejalan dengan pernyataan TNI yang menegaskan komitmen untuk menegakkan hukum tanpa pandang bulu.

Kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta mengungkap keterlibatan oknum TNI, Kopda FH, yang kini menjalani proses pidana militer sebagai tersangka. Meski berperan sebagai perantara, FH memegang peranan penting dalam eksekusi kejahatan ini. Proses hukum yang transparan dan tegas diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta, termasuk motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain. Kasus ini menjadi pengingat bahwa hukum harus ditegakkan tanpa terkecuali, bahkan terhadap anggota institusi militer, demi keadilan bagi korban dan keluarganya.

Berita Terkait

KPK Ungkap Jejak Korupsi di Balik Pembangunan 31 RSUD, Ancaman Besar pada Layanan Kesehatan Nasional
KPK dan Parade Aset Rampasan, Dari Showroom Mobil Mewah ke Tumpukan Uang Miliaran
Gen-Z, Konten 15 Detik, dan Bahaya Radikalisme di Balik Scroll Tak Berujung
Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer
Transparansi Penyelidikan Ledakan SMAN 72, Kunci Mengatasi Hoaks dan Spekulasi di Era Digital
Prabowo Resmi Bentuk Komisi Reformasi Polri, Nama-nama Elite Hukum dan Mantan Kapolri Siap Percepat Perubahan
Kontroversi Ucapan Kasar Ahmad Sahroni, Dilaporkan ke MKD DPR atas Dugaan Pelanggaran Etik
TNI AD Ubah Ribuan Hektare Lahan Strategis Jadi Pusat Produksi MBG untuk Ketahanan Pangan Nasional
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 25 November 2025 - 11:21 WIB

KPK Ungkap Jejak Korupsi di Balik Pembangunan 31 RSUD, Ancaman Besar pada Layanan Kesehatan Nasional

Sabtu, 22 November 2025 - 11:42 WIB

KPK dan Parade Aset Rampasan, Dari Showroom Mobil Mewah ke Tumpukan Uang Miliaran

Kamis, 20 November 2025 - 11:30 WIB

Gen-Z, Konten 15 Detik, dan Bahaya Radikalisme di Balik Scroll Tak Berujung

Sabtu, 15 November 2025 - 11:34 WIB

Pertemuan Hangat di Istana, Prabowo Subianto dan Raja Abdullah II, Ikatan Persahabatan yang Lahir dari Latihan Militer

Senin, 10 November 2025 - 11:23 WIB

Transparansi Penyelidikan Ledakan SMAN 72, Kunci Mengatasi Hoaks dan Spekulasi di Era Digital

Berita Terbaru