Penjara ‘Neraka’ Sednaya di Suriah, Saksi Kekejaman Rezim Assad

- Jurnalis

Kamis, 12 Desember 2024 - 18:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penjara Sednaya di Suriah, yang dikenal sebagai salah satu penjara paling brutal di dunia, kembali menjadi sorotan internasional.

Penjara Sednaya di Suriah, yang dikenal sebagai salah satu penjara paling brutal di dunia, kembali menjadi sorotan internasional.

JAKARTA, koranmetro.com – Penjara Sednaya di Suriah, yang dikenal sebagai salah satu penjara paling brutal di dunia, kembali menjadi sorotan internasional. Laporan terbaru dari kelompok hak asasi manusia dan saksi mata mengungkapkan kondisi mengerikan yang dialami para tahanan di fasilitas ini, yang dijuluki “penjara neraka.”

Tempat Penyiksaan dan Eksekusi

Penjara Sednaya, yang terletak di utara Damaskus, telah lama menjadi simbol kekejaman rezim Presiden Bashar al-Assad. Laporan dari Amnesty International menyebutkan bahwa ribuan tahanan, termasuk aktivis politik, jurnalis, dan warga sipil yang dituduh menentang pemerintah, mengalami penyiksaan fisik dan mental di penjara ini. Banyak dari mereka tidak pernah menjalani proses pengadilan yang adil sebelum dijebloskan ke Sednaya.

Baca Juga :  Jika Menang Pemilu, Koalisi Partai Islam Bangladesh Siap Terapkan Syariat

Seorang mantan tahanan, Ahmed (bukan nama sebenarnya), yang berhasil melarikan diri, menggambarkan pengalaman di Sednaya sebagai “neraka di bumi.” “Kami tidak diberi makanan yang cukup, dipaksa tidur di lantai dingin, dan mendengar suara teriakan dari ruang penyiksaan setiap malam,” ujarnya.

Eksekusi Massal

Laporan dari organisasi hak asasi manusia juga mengungkapkan adanya eksekusi massal yang dilakukan di penjara ini. Para tahanan dikabarkan digantung dalam kelompok besar tanpa pemberitahuan kepada keluarga mereka. Amnesty International pada 2017 melaporkan bahwa sekitar 13.000 orang telah dieksekusi di Sednaya dalam kurun waktu lima tahun sejak konflik Suriah dimulai pada 2011.

Baca Juga :  Turki Ancam Invasi Israel, Konteks dan Dampak

Tuntutan Keadilan

Komunitas internasional terus menuntut agar rezim Assad bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di Sednaya. Namun, sampai saat ini, akses untuk memantau kondisi di penjara tersebut sangat terbatas, karena pemerintah Suriah menutup rapat-rapat informasi terkait fasilitas itu.

Kondisi di Sednaya menjadi simbol penderitaan rakyat Suriah di tengah perang saudara yang berkepanjangan. Dunia internasional terus mendesak agar upaya perdamaian dan keadilan bagi korban kekejaman dapat segera diwujudkan.

Berita Terkait

Diplomasi Gemilang Anwar Ibrahim Redakan Konflik Thailand-Kamboja
Gempa Rusia Memicu Tsunami Besar, Dampak Meluas ke Jepang, Hawaii, dan Indonesia
ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja
Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit
Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global
Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis
Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris
Kala Prabowo Nyatakan Tolak Standar Ganda saat Hadiri KTT BRICS
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 3 Agustus 2025 - 14:29 WIB

Diplomasi Gemilang Anwar Ibrahim Redakan Konflik Thailand-Kamboja

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:55 WIB

ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Rabu, 23 Juli 2025 - 14:35 WIB

Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit

Minggu, 20 Juli 2025 - 20:28 WIB

Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:06 WIB

Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis

Berita Terbaru

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, berhasil mencatatkan prestasi diplomatik yang luar biasa dengan memediasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja,

INTERNASIONAL

Diplomasi Gemilang Anwar Ibrahim Redakan Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 3 Agu 2025 - 14:29 WIB