Ratusan Wanita Thailand Jadi Korban Peternakan Sel Telur Manusia

- Jurnalis

Kamis, 13 Februari 2025 - 19:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, koranmetro.com – Kasus mengejutkan terkait eksploitasi manusia kembali mencuat, kali ini melibatkan ratusan wanita di Thailand yang diduga menjadi korban praktik ilegal yang disebut sebagai “peternakan” sel telur manusia. Para wanita ini dimanfaatkan untuk mengambil sel telur mereka secara paksa dan dijual demi keuntungan besar di pasar gelap. Menurut laporan yang beredar, para korban sebagian besar adalah wanita muda yang tertarik dengan tawaran pekerjaan bergaji tinggi. Namun, setelah terjerumus, mereka justru diperdaya dan tubuh mereka dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan pasar sel telur manusia yang terus meningkat.

Baca Juga :  Gelombang Panas Ekstrem Terpa China Hinggan Menjadi Rekor Baru

Proses ini tidak hanya melibatkan manipulasi fisik tetapi juga tekanan mental yang luar biasa bagi para korban. Praktik ini diduga melibatkan sindikat internasional yang memanfaatkan lemahnya regulasi di beberapa negara. Sel telur yang diambil dari wanita ini kemudian dijual, sering kali untuk keperluan fertilisasi in vitro (IVF) atau penelitian medis yang tidak etis. Aktivitas ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam kesehatan fisik dan mental para korban, yang sering kali tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai setelah prosedur tersebut. Pihak berwenang Thailand kini tengah menyelidiki kasus ini dan berusaha membongkar jaringan yang terlibat dalam praktik keji ini.

Baca Juga :  Fasilitas Nuklir Korea Utara Ditinjau Kim Jong Un, Fokus pada Pengembangan Senjata dan Keamanan

Banyak aktivis dan lembaga perlindungan hak asasi manusia menyerukan tindakan tegas untuk menghentikan eksploitasi ini dan memberikan keadilan bagi para korban.Kasus ini menjadi pengingat betapa pentingnya pengawasan ketat terhadap perdagangan tubuh manusia dan perlindungan terhadap kelompok rentan, terutama wanita. Kejahatan seperti ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia tetapi juga merusak nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Dunia internasional diharapkan turut mendukung upaya untuk mengakhiri praktik tidak manusiawi seperti ini.

Berita Terkait

Gempa Rusia Memicu Tsunami Besar, Dampak Meluas ke Jepang, Hawaii, dan Indonesia
ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja
Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit
Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global
Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis
Momen Viral, Brigitte Macron Menolak Uluran Tangan Emmanuel di Depan Kerajaan Inggris
Kala Prabowo Nyatakan Tolak Standar Ganda saat Hadiri KTT BRICS
Elon Musk Luncurkan Partai Amerika Pasca Pengesahan RUU “Big Beautiful Bill”
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 13:06 WIB

Gempa Rusia Memicu Tsunami Besar, Dampak Meluas ke Jepang, Hawaii, dan Indonesia

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:55 WIB

ASEAN di Persimpangan, Menyikapi Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja

Rabu, 23 Juli 2025 - 14:35 WIB

Tragedi di Sweida, Puluhan Jasad Membusuk Ditemukan di Belakang Rumah Sakit

Minggu, 20 Juli 2025 - 20:28 WIB

Kebijakan tarif dagang agresif Trump Memicu Ketegangan Global

Rabu, 16 Juli 2025 - 14:06 WIB

Kritik Pedas Eks PM Israel terhadap Rencana Relokasi Gaza, Ancaman Pembersihan Etnis

Berita Terbaru

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak terulang kembali.

NASIONAL

DPR Desak BGN Cegah Tragedi Keracunan MBG Berulang

Senin, 28 Jul 2025 - 14:34 WIB