JAKARTA, koranmetro.com – Ribuan umat Katolik dari berbagai penjuru dunia memadati Basilika Santo Petrus di Vatikan pada hari-hari menjelang pemakaman Paus yang telah wafat. Mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir, berdoa, dan mengenang warisan spiritual yang telah ditinggalkan oleh sang pemimpin umat Katolik tersebut. Suasana yang terasa khidmat dan penuh kesedihan menyelimuti area basilika, dengan antrean panjang yang mengular sejak dini hari.
Basilika Santo Petrus, yang menjadi simbol kekristenan dan pusat ziarah dunia, menjadi saksi bisu dari gelombang duka dan rasa hormat dari para peziarah yang rela menempuh perjalanan jauh. Banyak dari mereka yang datang membawa lilin, rosario, dan gambar Paus sebagai bentuk penghormatan pribadi. Doa rosario dan nyanyian rohani terdengar mengisi udara di dalam dan sekitar basilika, menciptakan suasana yang menggetarkan hati.
Pemakaman Paus dijadwalkan akan dilaksanakan dalam upacara kenegaraan dan keagamaan yang sakral, dipimpin langsung oleh pejabat tinggi Vatikan serta dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara. Peti jenazah Paus akan dimakamkan di bawah basilika, berdampingan dengan makam para pendahulunya.
Banyak umat yang merasa terpanggil untuk hadir secara langsung sebagai bagian dari sejarah gereja dan bentuk kasih terakhir kepada Paus yang mereka cintai. “Kami ke sini bukan hanya untuk melihat, tetapi untuk bersatu dalam doa,” ujar seorang peziarah asal Filipina dengan mata berkaca-kaca.
Momentum ini menjadi pengingat akan kuatnya ikatan spiritual umat Katolik di seluruh dunia, serta peran sentral Basilika Santo Petrus sebagai tempat suci yang menyatukan harapan, duka, dan iman umat beriman.