JAKARTA, koranmetro.com – Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara atas mundurnya petahana, Presiden AS Joe Biden, dari bursa calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS). Hal ini ditegaskan Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip Reuters, Senin (22/7/2024). Kremlin mengatakan bahwa bagi Rusia, yang terpenting adalah mencapai tujuannya dalam perang Ukraina, bukan politik AS. Moskow mengatakan banyak hal bisa berubah dalam beberapa bulan mendatang.
“Pemilu masih empat bulan lagi, dan itu adalah periode waktu yang panjang dimana banyak hal bisa berubah. ” Katanya kepada outlet berita SHOT.
“Prioritas kami adalah operasi militer khusus,” kata Peskov, menggunakan eufemisme perang Ukraina.
Hal sama juga dikatakan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Ia memberi pernyataan dalam bahasa Inggris melalui akun Telegramnya.
“Jadi mari mendoakan dirinya dalam keadaan sehat. Tujuan dari operasi militer akan tercapai,” katanya merujuk kesehatan Biden dan perang Ukraina.
Sebenarnya Putin telah mengatakan beberapa kali bahwa dia merasa Biden “lebih disukai sebagai calon presiden AS di masa depan” daripada pesaingnya Donald Trump.
Ini ditegaskan Putin bahkan setelah Biden menyebut pemimpinnya “keparat” dengan menggunakan istilah dalam bahasa Inggris “son of a bitch” dalam suatu kesempatan.
Putin mengatakan Biden lebih baik bagi Rusia “karena dia sosok yang lebih berpengalaman, lebih bisa ditebak, dia adalah politikus tradisional”. Pernyataan itu diutarakannya menjawab pertanyaan Zarubin soal Pilpres AS November mendatang, Februari lalu.
Sementara itu, pemberitaan soal Biden mundur dari bursa presiden AS juga ditayangkan televisi pemerintah Rusia. Dilaporkan pula bahwa Biden telah mendukung wakilnya saat ini, Kamala Harris sebagai penerus yang akan bertaruh dalam konvensi Partai Demokrat.
Biden secara mengejutkan mengumumkan keputusannya untuk mundur dari pencalonan kembali dalam pemilihan presiden AS Minggu siang waktu setempat. Menurut dua sumber yang dekat situasi tersebut, keputusan ini diambil setelah 48 jam yang “penuh pertimbangan” dan analisis data polling yang menunjukkan jalannya menuju menang makin sempit.