JAKARTA, koranmetro.com – Israel telah memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza, menghentikan semua pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Selama lebih dari dua bulan, tidak ada truk yang membawa makanan, bahan bakar, obat-obatan, atau barang-barang penting lainnya yang diizinkan masuk, meskipun barang-barang tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Akibatnya, lebih dari 90 persen penduduk Gaza menderita kekurangan pangan akut, dengan 65 persen lainnya tanpa akses air minum bersih. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barash, menyatakan bahwa situasi saat ini memungkinkan PBB untuk mengakui Jalur Gaza sebagai zona kelaparan.
Organisasi bantuan internasional, termasuk PBB, telah mengecam tindakan Israel yang memblokir bantuan kemanusiaan, menyebutnya sebagai pelanggaran prinsip-prinsip netralitas dan upaya untuk menggunakan bantuan sebagai alat politik atau militer.
Situasi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah terkepung tersebut. PBB mendesak Israel untuk mengakhiri blokade Gaza dan membuka jalur masuk bantuan kemanusiaan secepatnya.